Selasa, Mei 13, 2008

Corat coret

SURAT MUTIARA TUK HAWA YANG REMAJA (episode 1 halaaah....)

Jangan biarkan pribadi ini berharap untuk sesuatu yang tak pasti.Dia bilang ini bukan apa-apa.Namun apa daya seorang hawa yang remaja, yang baru pertama dapatkan surat mutiara.
Berkilaulah hati sang remaja. Membuka tirai-tirai emas darinya. Bukan apa-apa dia bilang. Namun terlanjur, di dasar hati tlah terjad penhunjaman. Langit jiwa sepertinya mendung. Dan mata ini tak tahan lagi tuk membendung.
Katanya ini hanya hadiah yang tak berarti. Namun kerasnya gemuruh tak mau berhenti. Satu persatu mutiara itu diambilnya. Dilihat dan ditamat-tamatinya butir2 berkilauan itu. Sang remaja memegang mutiara hijau. "Itu cerminan keanggunanmu"katanya. "Dan keanggunanmu bukan dari kesombonganmu".
Kembali sang remaja meletakkan mutiara hijau dan mengambil yang merah. Mutiara ini aneh. Jika dipegang warnanya menjadi dua, hitam dan merah. Didekatkannya mutiara indah itu pada dia. Dia bilang, itulah jiwamu. Pemberani layaknya satria baja hitam yang dengan kerendahan hatimu kau mampu cairkan sgala masalah yang membeku di sekitarmu. Hawa menunduk dalam."Benarkah?"Dalam hati dia berucap,"sebaik itukah aku?"Sang bayu membelai lembut mahkota keimannya. "Ya,percayalah dengan segenap apa yang membuatku berdiri di sini."
Seakan tahu dengan yang hawa pikirkan, si hawa mendongak dan tersenyum. Dia tlah temukan kunci dari gembok pertanyaannya.
Surat mutiara itu penuh dengan mutiara yang begitu indah berkilau dengan sentuhan lembut sang surya yang akan pamit tuk pulang ke peraduannya. Dipandang lagi surat mutiara yang emas pada tirainya. Beragam warna cinta pada tiap-tiap isinya. Lama ia pandang lekat-lekat. Anak panah sang hawa terarah padanya. Terselip tanya pada keruncingan makna.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"Tanya hawa. Jawabnya"sedang kupikirkan apa yang sedang kau pikirkan". "Lalu apa yang sedang kupikirkan?"
"Kau sedang berpiir tentang satu mutiara yang tak berkawan. Dia biru dan berarti dalam. Dia sendirian di tengah hiruk pikuk kehidupan. Menyelami tiap-tiap apa yang dia usahakan. Dan jiwanya berlubang seperti lubangnya batu karang. Dan saat ini dia tlah tenggelam dalam lautan yang kurasa cukup dalam. Ditemani ikan2 dan hijaunya rumput kebahagiaan. Dan jiwanya ltaklagi seperti batu karang. Karna pada masing2 lubang tlah tertutupi oleh mutiara menawan."
Berkata lagi dia, "dg segenap hati yang terkaruniai rasa, kuberucap sejujurnya melalui surat mutiara. Dan sekali lagi ini hanya sesuatu yang tak berharga.Yang sekiranya mampu tuk sibakkan tirai hati yang tertutup rapat."
Dan kini langit tak kuasa lagi tuk membendung kekuatan dasyat ini. Satu tetes air tlah jatuh ke bawah. Di dasar hati tlah terbentuk pusaran. Yang smakin lama terlihat ke permukaan. Hati sang hawa yang remaja tlah berubah menjadi satuan2 gelombang berskala 8,2 Richter. Sehingga tubuhnya pun bergetar menahan kuatnya gelombang yang datang menyerang. Ia sesenggukan untuk waktu yang lama. Tiap hembusan nafasnya mengalun nada2 kebimbangan. Sang remaja menangis tanpa daya karna dia baru pertama dapatkan surat mutiara. Dalam tangis bahagianya sang hawa yg remaja bukakan pintu hatinya tuk pengelana yang berinya surat mutiara.

:(Minggu 18 Me1 08):

Tidak ada komentar: