Rabu, September 22, 2010

MuhaSaBah tentang WAKTU

Tidak terasa, waktu cepat berlalu. Akan sangat menyesal jika kita dengan sia-sia menggunakan waktu. COba renungi sejenak. Berdiam diri selama 3 menit, dan mengingat apa saja yang sudah kita lakukan dari bangun tidur hingga sekarang. Apakah kita menggunakan waktu kita untuk kebaikan? Atau sebaliknya? Apakah untuk membantu ibu membereskan rumah, atau hanya mengganggu adek yang masih kecil?

Jangan pernah tertipu oleh waktu. Dia akan menjanjikan jangka panjang untuk menikmatinya ketika kau berpikir "ah,masih ada waktu", "nanti kan juga bisa?", "besok saja lah mencari tugasnya" dan sebagainya. Kalian pikir, hidup kita di dunia fana ini ini akan lama? Hingga menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan saat ini? Tak ada yang tau jika esok kita sudah tidak di dunia ini lagi. Tak ada yang tau apa besok masih bisa membuka mata dan menghirup bau harumnya parfum yang kita sukai. Tak ada yang tau apakah kita masih bisa mencium tangan orang tua kita esok hari ketika kita berangkat sekolah atau kerja. Bisa saja waktu akan mengambil jatah untuk kita. Seberapa banyak waktu yang tlah kita sia-siakan. Untuk menonton film yang tidak bermanfaat, untuk main kesana kemari tanpa ada tujuan yang jelas, bahkan untuk memarahi orang tua dan saudara kita.

Setelah selesai merenungi dan mengingat-ingat apa saja yang tlah kita lakukan hari ini, sekarang, munculkan tekad dalam diri sendiri, dalam hati. Saya tidak akan membuang waktu saya dengan sia-sia lagi. Saya akan memperbaiki diri saya agar lebih bermanfaat untuk orang lain disekitar saya. Saya akan belajar/ bekerja lebih giat lagi mulai sekarang. Dan saya akan menambah kualitas ibadah saya mulai sekarang. Katakan itu maski dalam hati. Berjanjilah untuk memulai dari sekarang. Tak perlu orang lain tau kita akan merubah diri. Tunjukkan saja dan jangan hanya berjanji. Gunakan waktumu dengan sebaik mungkin! Selamat mencoba teman.

Selasa, September 21, 2010

MuhaSaBah untuk seOranG anaK


Betapa berdosanya seorang anak yang durhaka kepada ibunya. Marah, membentak, tak menghiraukan nasihat orang tua, menggerutu, mencaci, bahkan yang paling parah adalah tak mengakui bahwa beliau beliau adalah orang tua kita. Astaghfirullahal`adzim,,..
Seperti critanya Malin Kundang,anak yang durhaka terhadap ibunya. Setelah ia merasa kaya dan berkuasa, hingga tak mau mengakui orang tuanya sendiri. Itu hanyalah sebuah cerita rakyat yang bisa saja terjadi atau hanya karangan nenek moyang kita dahulu. Betapaun itu tidak nyata, kita bisa mengambil pelajaran dari cerita legenda tersebut. Sekarang kita lihat di kehidupan modern saat ini. Malin Kundang kini tak hanya sebuah legenda, karena sekarang telah banyak kita temui Malin Kundang dalam era globalisasi ini.
Jika sering melihat Realigi, acara di stasiun Trans TV , banyak sekali contoh Malin Kundang versi nyata. Seorang ibu yang meminta bantuan tim Realigi untuk menyadarkan anaknya yang bertingkah seperti anak durhaka, menyelewengkan uang spp u/ hura-hura, menganggap ibunya seperti pembantu,hingga mengirim ibu sendiri ke panti jompo sedang dia hanya tinggal berdua dengan ibunya di satu rumah. Sang ibu menangis sampai memohon mohon agar dia bisa tinggal dengan anaknya meski di anggap hanya sebagai pembantu. Masya Allah.. Terlalu besar dosa anak itu. Lalu dalam beberapa hari usaha Erwin dan tim realigi u/ menyadarkan anak tersebut membuahkan hasil. saya yakin itu juga berkat pertolongan Allah SWT yg telah menegur anak itu dengan penyakit yang dideritanya secara tiba-tiba, atau dengan kabar bahwa si anak tersebut hamil karna sering melakukan seks bebas dengan pacarnya, atau karena ada yang mengancam karena hutang-hutang yang melilit padanya. Dan hati seorang ibu benar-benar tak ada duanya terhadap anaknya, beliau dengan ikhlas dan lapang hati merangkul anaknya dalam pelukan paling hangat. Tangisannya adalah tangisan bahagia,senyumnya adalah senyum ketulusan. Masya Allah,,tiada tara kasih sayang seorang ibu terhadap kita anak-anaknya.
Sekarang tidak perlu kita melihat Malin Kundang di luar sana. Lihat dan perhatikan diri kita sendiri, jangan-jangan kita sudah termasuk dalam Malin Kundang 2010??? Astaghfirullah,, Sadari dari sekarang kawan, sebelum waktu terlewat begitu jauh,mohon ampun pada ibu kita, mohon ampun pada Allah SWT yang Maha Pengampun. Berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi. Semoga Allah mengabulkan doa kita,anak-anak yang telah berdosa pada ibunya karena kelalaian kita. Amin.
Saya teringat kejadian kemarin. Ketika saya libur kerja,dan menemani ibu saya di rumah sehari penuh. Ketika ibu dan saya duduk sambil menonton televisi, ibu saya cerita masalah beliau dengan ayah. Saya sudah berkali-kali mendengar masalah itu, entah dari ibu atau dengar sendiri. Saya merasa capek dengan pertengkaran beliau-beliau itu yang tak kunjung reda. Dari ayah bilang seperti ini,dari ibu bilang seperti itu. Saya tak kuat, dan tanpa sengaja, saya membanting makanan yang saya pegang, tidak keras sebenarnya, namun itu cukup u/ membuat ibu saya menangis. Saya benar-benar terkejut,dan langsung memeluk ibu saya. Saya benar-benar merasa bersalah. Tak ada yang bisa mendengarkan keluh kesah beliau kecuali kami,anak-anaknya. Saya ikut menangis melihat ibu menangis, saya benar-benar tidak tega melihat air mata ibu. Saya minta maaf berkali-kali. Dan ibu adalah seorang pemaaf yang luar biasa. Meski kita ,anak-anaknya sering membuat hatinya perih dengan sikap buruk kita.
Ya Allah, Ya Tuhanku, Ampunilah dosa hamba dan dosa ayah ibu hamba. Dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi hamba sejak kecil.. Amin..

Special for my mother : I`m sorry to my mistakes and I love you so much

Kamis, September 16, 2010


Assalamu`alikum,,
Hai hai hai,,,sudah bertahun tahun tidak q buka diary q ini,, kangen jg dan untung masih ingat email ama password bwt buka nya,, meski nyoba satu-satu,, akhirnya ke buka jg,, hihihi....... :-)
Insya Allah mw nulis 2 lagi mulai sekarang,,
Wassalamu`alaikum,,