Rabu, Mei 28, 2008

Hunter X Hunter



Lirix Hunter X Hunter

Apa kau dengar suara angin yang berhembus di muka bumi
Bangkit kenangan di masa lalu

Apakah yang berada di sana
Di balik awan yang berarak

Kutahu masa depan telah menantimu di balik hutan ini Selamat jalan............
Jangan berpaling lagi dan teruslah melangkah
Percayalah.............
Gejolak dalam dada kan jadi perjuangan suara langkahmu yang tengah berlari kencang Sendiri kan ku cari di tengah angin ini

Bagi yg suka hunter x hunter en tahu lagu-lagu yang terbaru,kirim ke cini ya...

Kamis, Mei 22, 2008

Corat-coret


PESAN KEDUA TUK SANG HAWA YANG REMAJA

Pantaskah sang hawa yg remaja menitikkan air mata? Bekunya malam yang sepi dari bintang, getirkan jiwa sekaligus raga. Setelah semua berjalan gembira, datang sebuah kata dari sang pengelana. Bukan lagi surat mutiara, namun gumpalan awan hitam yang membuat sang hawa bergetar hatinya. Gelombang laut yang tlah jinak, kembali getarkan sluruh permukaan pada raga.
Patutkah sang hawa yang remaja meneteskan air suci dari langit hatinya?Jangan! Sungguh tak pantas jika harus keluarkan airmata dengan sia-sia. Sang hawa tahu dengan segenap kesadaran, kalau dirinya dan sang pengelana hanyalah anak manusia yang masih lama tuk menginjak dewasa.
Mutiara itu sulit tuk diraba, namun mudah tuk dirasa.
Dipandangnya sang surya ketika terang dengan keteguhan sepenuh jiwa. Maka berkata juga ia, "Selama mentari masih bersinar dan bulan masih beredar, maka siang dan malam masih temaniku arungi kehidupan."
Sekali lagi dia hanyalah seorang hawa yang remaja, yang hatinya bukan dari baja. Namun juga tak selembek spons yang termakan usia. Sesungguhnya hati setiap hawa tak jauh berbeda.
Lagi2 sang hawa berkata, ijinkan aku tuk musnahkan sgala rasa yg masih bersemayam dalam dada. Sedang gumpalan awan hitam masih ada pada tangannya. Terjadi gunjangan hebat pada raganya yang tak kuat tuk belenggu beragam rasa. Pahit, manis,dan getirnya mutiara.Seakan tahu apa yang terjadi awan hitam itu muntahkan satu persatu air suci.
Kepakan sayap merpati bawakan pesan dari sang mentari: apabila cinta memanggilmu, ikutilah dia walau jalannya terjal berliku, apabila sayapnya merangkulmu, pasrah serta menyerahlah meski pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu. Dan jika dia bicara kepadamu, percayalah walau ucapannya buyarkan mimpimu. Kibarkan layar dari kapal hatimu untuk arungi lautan kehidupan yang siap menghadangmu dengan gelombang kemarahan, kesedihan dan kebimbangan.

Rabu, Mei 14, 2008

My Name
(15 Mei 08)

Untuk itu kau kemari
Untuk yang kesekian kali
Untuk bercemooh dalam hati
Mulut serasa terkunci
Memendam duri dalam diri
Memaksa semua mengoyak tubuh ini
Iman tak lagi terpaut
Ingkarpun bawa maut
Impian takkan menyahut

Selasa, Mei 13, 2008

Corat coret

SURAT MUTIARA TUK HAWA YANG REMAJA (episode 1 halaaah....)

Jangan biarkan pribadi ini berharap untuk sesuatu yang tak pasti.Dia bilang ini bukan apa-apa.Namun apa daya seorang hawa yang remaja, yang baru pertama dapatkan surat mutiara.
Berkilaulah hati sang remaja. Membuka tirai-tirai emas darinya. Bukan apa-apa dia bilang. Namun terlanjur, di dasar hati tlah terjad penhunjaman. Langit jiwa sepertinya mendung. Dan mata ini tak tahan lagi tuk membendung.
Katanya ini hanya hadiah yang tak berarti. Namun kerasnya gemuruh tak mau berhenti. Satu persatu mutiara itu diambilnya. Dilihat dan ditamat-tamatinya butir2 berkilauan itu. Sang remaja memegang mutiara hijau. "Itu cerminan keanggunanmu"katanya. "Dan keanggunanmu bukan dari kesombonganmu".
Kembali sang remaja meletakkan mutiara hijau dan mengambil yang merah. Mutiara ini aneh. Jika dipegang warnanya menjadi dua, hitam dan merah. Didekatkannya mutiara indah itu pada dia. Dia bilang, itulah jiwamu. Pemberani layaknya satria baja hitam yang dengan kerendahan hatimu kau mampu cairkan sgala masalah yang membeku di sekitarmu. Hawa menunduk dalam."Benarkah?"Dalam hati dia berucap,"sebaik itukah aku?"Sang bayu membelai lembut mahkota keimannya. "Ya,percayalah dengan segenap apa yang membuatku berdiri di sini."
Seakan tahu dengan yang hawa pikirkan, si hawa mendongak dan tersenyum. Dia tlah temukan kunci dari gembok pertanyaannya.
Surat mutiara itu penuh dengan mutiara yang begitu indah berkilau dengan sentuhan lembut sang surya yang akan pamit tuk pulang ke peraduannya. Dipandang lagi surat mutiara yang emas pada tirainya. Beragam warna cinta pada tiap-tiap isinya. Lama ia pandang lekat-lekat. Anak panah sang hawa terarah padanya. Terselip tanya pada keruncingan makna.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"Tanya hawa. Jawabnya"sedang kupikirkan apa yang sedang kau pikirkan". "Lalu apa yang sedang kupikirkan?"
"Kau sedang berpiir tentang satu mutiara yang tak berkawan. Dia biru dan berarti dalam. Dia sendirian di tengah hiruk pikuk kehidupan. Menyelami tiap-tiap apa yang dia usahakan. Dan jiwanya berlubang seperti lubangnya batu karang. Dan saat ini dia tlah tenggelam dalam lautan yang kurasa cukup dalam. Ditemani ikan2 dan hijaunya rumput kebahagiaan. Dan jiwanya ltaklagi seperti batu karang. Karna pada masing2 lubang tlah tertutupi oleh mutiara menawan."
Berkata lagi dia, "dg segenap hati yang terkaruniai rasa, kuberucap sejujurnya melalui surat mutiara. Dan sekali lagi ini hanya sesuatu yang tak berharga.Yang sekiranya mampu tuk sibakkan tirai hati yang tertutup rapat."
Dan kini langit tak kuasa lagi tuk membendung kekuatan dasyat ini. Satu tetes air tlah jatuh ke bawah. Di dasar hati tlah terbentuk pusaran. Yang smakin lama terlihat ke permukaan. Hati sang hawa yang remaja tlah berubah menjadi satuan2 gelombang berskala 8,2 Richter. Sehingga tubuhnya pun bergetar menahan kuatnya gelombang yang datang menyerang. Ia sesenggukan untuk waktu yang lama. Tiap hembusan nafasnya mengalun nada2 kebimbangan. Sang remaja menangis tanpa daya karna dia baru pertama dapatkan surat mutiara. Dalam tangis bahagianya sang hawa yg remaja bukakan pintu hatinya tuk pengelana yang berinya surat mutiara.

:(Minggu 18 Me1 08):