Selasa, September 21, 2010

MuhaSaBah untuk seOranG anaK


Betapa berdosanya seorang anak yang durhaka kepada ibunya. Marah, membentak, tak menghiraukan nasihat orang tua, menggerutu, mencaci, bahkan yang paling parah adalah tak mengakui bahwa beliau beliau adalah orang tua kita. Astaghfirullahal`adzim,,..
Seperti critanya Malin Kundang,anak yang durhaka terhadap ibunya. Setelah ia merasa kaya dan berkuasa, hingga tak mau mengakui orang tuanya sendiri. Itu hanyalah sebuah cerita rakyat yang bisa saja terjadi atau hanya karangan nenek moyang kita dahulu. Betapaun itu tidak nyata, kita bisa mengambil pelajaran dari cerita legenda tersebut. Sekarang kita lihat di kehidupan modern saat ini. Malin Kundang kini tak hanya sebuah legenda, karena sekarang telah banyak kita temui Malin Kundang dalam era globalisasi ini.
Jika sering melihat Realigi, acara di stasiun Trans TV , banyak sekali contoh Malin Kundang versi nyata. Seorang ibu yang meminta bantuan tim Realigi untuk menyadarkan anaknya yang bertingkah seperti anak durhaka, menyelewengkan uang spp u/ hura-hura, menganggap ibunya seperti pembantu,hingga mengirim ibu sendiri ke panti jompo sedang dia hanya tinggal berdua dengan ibunya di satu rumah. Sang ibu menangis sampai memohon mohon agar dia bisa tinggal dengan anaknya meski di anggap hanya sebagai pembantu. Masya Allah.. Terlalu besar dosa anak itu. Lalu dalam beberapa hari usaha Erwin dan tim realigi u/ menyadarkan anak tersebut membuahkan hasil. saya yakin itu juga berkat pertolongan Allah SWT yg telah menegur anak itu dengan penyakit yang dideritanya secara tiba-tiba, atau dengan kabar bahwa si anak tersebut hamil karna sering melakukan seks bebas dengan pacarnya, atau karena ada yang mengancam karena hutang-hutang yang melilit padanya. Dan hati seorang ibu benar-benar tak ada duanya terhadap anaknya, beliau dengan ikhlas dan lapang hati merangkul anaknya dalam pelukan paling hangat. Tangisannya adalah tangisan bahagia,senyumnya adalah senyum ketulusan. Masya Allah,,tiada tara kasih sayang seorang ibu terhadap kita anak-anaknya.
Sekarang tidak perlu kita melihat Malin Kundang di luar sana. Lihat dan perhatikan diri kita sendiri, jangan-jangan kita sudah termasuk dalam Malin Kundang 2010??? Astaghfirullah,, Sadari dari sekarang kawan, sebelum waktu terlewat begitu jauh,mohon ampun pada ibu kita, mohon ampun pada Allah SWT yang Maha Pengampun. Berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi. Semoga Allah mengabulkan doa kita,anak-anak yang telah berdosa pada ibunya karena kelalaian kita. Amin.
Saya teringat kejadian kemarin. Ketika saya libur kerja,dan menemani ibu saya di rumah sehari penuh. Ketika ibu dan saya duduk sambil menonton televisi, ibu saya cerita masalah beliau dengan ayah. Saya sudah berkali-kali mendengar masalah itu, entah dari ibu atau dengar sendiri. Saya merasa capek dengan pertengkaran beliau-beliau itu yang tak kunjung reda. Dari ayah bilang seperti ini,dari ibu bilang seperti itu. Saya tak kuat, dan tanpa sengaja, saya membanting makanan yang saya pegang, tidak keras sebenarnya, namun itu cukup u/ membuat ibu saya menangis. Saya benar-benar terkejut,dan langsung memeluk ibu saya. Saya benar-benar merasa bersalah. Tak ada yang bisa mendengarkan keluh kesah beliau kecuali kami,anak-anaknya. Saya ikut menangis melihat ibu menangis, saya benar-benar tidak tega melihat air mata ibu. Saya minta maaf berkali-kali. Dan ibu adalah seorang pemaaf yang luar biasa. Meski kita ,anak-anaknya sering membuat hatinya perih dengan sikap buruk kita.
Ya Allah, Ya Tuhanku, Ampunilah dosa hamba dan dosa ayah ibu hamba. Dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi hamba sejak kecil.. Amin..

Special for my mother : I`m sorry to my mistakes and I love you so much

Tidak ada komentar: